Perkumpulan bukan sembarang perkumpulan. Selain berhasil mengusulkan kebijakan penyelamatan hutan partisipatif dan perlindungan sumber daya alam desa dengan menerbitkan peraturan kepala desa kepada jajaran pemerintahan Desa Muara Dua, Kelompok Perempuan Pelestari Bukit Kayangan  juga berhasil mengembangkan produk makanan sebagai produk unggulan desa memanfaatkan hasil panen kebun kelompok yang mereka kelola secara komunal. Adanya produk unggulan yang berhasil mereka produksi ini, meningkatkan rasa cinta perempuan terhadap tanah untuk senantiasa menjaga tanah dari segala bentuk ancaman serta semakin memperkuat hubungan kelompok perempuan dengan ruang kelolahnya.

Pagi hari pukul 10.00 WIB, satu persatu perempuan telah berkumpul di kediaman Siti Solehat. Perempuan yang datang telah siap memberikan waktunya hari ini hingga akhir kegiatan pukul 18.00 WIB, demi mewujudkan cita-cita bersama membangun produk unggulan desa. Difasilitasi Genesis Bengkulu, mereka memanfaatkan hasil panen kebun komunal mereka yaitu jahe dan kacang tanah untuk diolah menjadi permen jahe dan permen kacang. Kedua permen ini diproduksi hingga pada tahap pengemasan.

Riuh lengkingan perempuan terdengar dari arah dapur, sebagai tanda antusias mereka dalam bekerja sama. Dalam dapur sederhana yang tidak terlalu terang, mereka membagi diri menjadi beberapa kelompok dengan tugas yang berbeda-beda. Ada kelompok membersihkan jahe, kelompok pengelolah jahe, kelompok pembuat cairan permen, kelompok pengolah kacang dan kelompok pengemasan. Mereka juga menunjuk 1 orang diantara mereka untuk membacakan resep yang sudah di tulis sebelumnya, dan mengganti resep tersebut jika permen yang dirasa belum sempurna.

Permen bukan sembarang permen. Selain menjadi cemilan, permen jahe yang dibuat dengan 3 kali percobaan untuk menemukan rasa terbaik versi kelompok perempuan ini, dipercaya memiliki khasiat sebagai obat karena dapat menghangatkan tubuh untuk mengatasi gejala “Masuk Angin” (kondisi tubuh yang mengalami gejala-gejala seperti rasa tidak enak badan, panas-dingin, pusing, nyeri otot dan sendi, lemas, dan sebagainya akibat paparan suhu yang ekstrim, misalnya saat berada di tempat dengan cuaca yang dingin, atau habis kehujanan). Kepercayaan ini mereka dapatkan dari pengalaman mereka memanfaatkan ramuan jahe untuk kesehatan secara turun-temurun dalam keluarga selama hidup puluhan tahun.

       

Tidak kalah dengan permen jahe, produk permen kacang yang dihasilkan kelompok perempuan pelestari bukit kayangan juga memberikan rasa dan kesan bagi setiap orang yang menikmatinya. Permen yang berbahan dasar 100% kacang tanah yang di bentuk kotak kecil berbentuk biskuit, memiliki citarasa empuk, manis dan renyah. Permen kacang ini bisa menjadi teman ketika bersantai bersama keluarga dan kerabat.

Hasil produk permen jahe dan permen kacang mereka kemas menggunakan gaya tradisional ala perempuan. Cara ini dimulai dari permen jahe dan permen kacang dibalut secara sederhana menggunakan plastik bening, lalu dimasukkan ke dalam standing pouch berukuran sedang. Alhasil permen jahe dan permen kacang dari hasil kebun komunal kelompok perempuan telah jadi sempurna. Awalnya, produk permen jahe dan permen kacang ini belum dilengkapi dengan merek sebagai identitas kelompok perempuan pelestari bukit kayangan. sehingga mereka merasa perlu untuk menambahkan merek pada produk mereka jyang telah dikemas agar  siap dipasarkan.

Produk permen jahe dan permen kacang mereka beri harga sebesar Rp 15.000 untuk 1 pouch-nya. Uji coba yang semula menjadi niat awal perempuan ini akhirnya berujung pada transaksi jual beli antara mereka dengan perangkat datang berkunjung pada hari yang bersaamaan kemudian tertarik akan rasa dan produk permen ini. Terlihat kebahagiaan dan keceriaan yang terukir jelas diwajah para perempuan. Sehingga semakin menambah semanagat perempuan untuk semakin mengembangkan dan melanjutkan produksi produk permen mereka dengan berbagai varian.