Genesis mencoba menampilkan perubahan tutupan lahan pada wilayah kerja Konsorsium Bentang Alam Seblat seluas 80.987 hektar dari Tahun 2020 sampai 2023 melalui tampilan citra satelit yang mencangkup kawasan hutan TN Kerinci Seblat seluas 17.500 hektar, HPT Air Ipuh I seluas 19.659 hektar, HPT Ipuh II 6.500, HPT Lebong Kandis seluas 12.000, HP Air Rami 14.010 hektar, HP Air Teramang 4.818 hektar dan APL seluas 6.500 hektar.

Gambar 1: Peta tutupan lahan wilayah kerja konsorsium di Bentang Alam Seblat Tahun 2020

Dari total 80.987 hektar wilayah Bentang Alam Seblat pada Tahun 2020, yang masih berupa hutan adalah seluas 58.616,18 hektar atau setara 72,38% dari keseluruhan. Sedangkan 27,62% sisanya terbagi atas lahan terbuka seluas 1.855 hektar, semak belukar seluas 7.048,12 hektar, pertanian lahan kering campuran seluas 7.806,81 hektar, perkebunan seluas 5.061 hektar, dan sungai seluas 599,89 hektar.

Gambar 2: Peta tutupan lahan wilayah kerja konsorsium di Bentang Alam Seblat Tahun 2021

Dari total 80.987 hektar wilayah Bentang Alam Seblat pada Tahun 2021, yang masih berupa hutan adalah seluas 55.019,74 hektar atau setara 67,93% dari keseluruhan. Sedangkan 32,07% sisanya terbagi atas lahan terbuka seluas 2.935,70 hektar, semak belukar seluas 7.875,75 hektar, pertanian lahan kering campuran seluas 9.320,66 hektar, perkebunan seluas 5.235,26 hektar, dan sungai seluas 599,89 hektar.

Gambar 2: Peta tutupan lahan wilayah kerja konsorsium di Bentang Alam Seblat Tahun 2022

Dari total 80.987 hektar wilayah Bentang Alam Seblat pada Tahun 2022, yang masih berupa hutan adalah seluas 51.736,52 hektar atau setara 63,89% dari keseluruhan. Sedangkan 36,11% sisanya terbagi atas lahan terbuka seluas 2.009,29 hektar, semak belukar seluas 8.369,04 hektar,pertanian lahan kering campuran seluas 12.913,72 hektar, perkebunan seluas 5.270,40 hektar, dan sungai seluas 678,03 hektar.

Gambar 2: Peta tutupan lahan wilayah kerja konsorsium di Bentang Alam Seblat Tahun 2023

Dari total 80.987 hektar wilayah Bentang Alam Seblat pada Tahun 2023, yang masih berupa hutan adalah seluas 49.794,13 hektar atau setara 61,49% dari keseluruhan. Sedangkan 38,51% sisanya terbagi atas lahan terbuka seluas 2.068,91 hektar, semak belukar seluas 7.985,38 hektar, pertanian lahan kering campuran seluas 15.010,77 hektar, perkebunan seluas 5.449,78 hektar, dan sungai seluas 678,03 hektar.

Berdasarkan data dari tahun 2020 sampai 2023, tutupan hutan di wilayah kerja konsorsium Bentang Alam Seblat telah hilang sebesar 8.822,05 hektar atau setara 10,9%. Sedangkan tutupan tidak berhutan terjadi banyak penambahan pada pertanian lahan kering campuran menjadi 15.010,77 hektar atau setara 18,5% dari total luasan 80.987 hektar.

Analisis penutupan lahan yang digunakan pada kawasan Bentang Alam Seblat menggunakan teknologi Sistem Informasi Geografis. Namun dalam proses penghitungan luasan telah dilakukan penyesuaian luas digital dengan luas wilayah kerja Konsorsium Bentang Alam Seblat. Tahapan analisis tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Mengumpulkan Citra Satelit Planet Bentang Alam Seblat priode waktu Desember 2022 dengan kondisi citra tanpa awan.
  2. Mengumpulkan data Deforestation Alerts Global Forest Watch tahun 2001-2022
  3. Overlay (tumpang susun) data digital penutupan lahan dengan data kawasan hutan.
  4. Melakukan analisis dengan cara polygonisasi tutupan lahan pada Citra Satelit dan Deforest Alert menggunakan ArcGis. Sistem proyeksi yang digunakan adalah Mercator dengan sitem koordinat WGS 84.
  5. Melakukan verifikasi hasil tutupan lahan yang telah digunkan dengan aplikasi Google Earth dan Satellites.pro.